Motivator Terbaik
Orang Tua "Ayah"
Ketika
anda mencari seorang pemotivator yang baik, maka nama yang muncul sebernya
bukanlah seorang Mario Teguh atau pemotivator handal lainnya. Memang benar
bahwa Mario teguh merupakan salah seorang pemotivator yang handal. Tetapi pada
dasarnya motivator yang terbaik itu adalah orang tua.
Tipe
orang tua dalam memotivasi anaknya dapat berbeda-beda. Ada orang tua yang
memberikan motivasi kepada anaknya secara langsung dan ada pula yang memberikan
motivasinya dengan tidak langsung. Orang tua yang memotivasi anaknya secara
lansung, orang tua tersebut akan memberikan masukan dan kata-kata yang dapat
memotivasi anaknya sehingga anaknya benar-benar akan termotivasi. Namun ada
sebagian orang tua yang memberikan motivasi kepada anaknya hanya dengan
memberikan gerak-gerik atau dengan tingkah laku saja. Di sini anak dituntuk
untuk peka terhadap apa yang dilakukan orang tuanya.
Lalu,
seperti apa tipe orang tuan anda dalam memotivasi anada ?
Mungkin
saja orang tua anda adala pemotivator yang melakukannya dengan secara langsung.
Berbeda halnya dengan apa yang saya dapatkan. Orang tua saya adalah tipe orang
tua yang lebih meotivasi saya hanya dengan gerak-gerik atau mencotohkan sesuatu
kepada saya terutama ayah.
Di
sini saya akan bercerita sedikit tentang motivasi yang pernah diterapkan ayah
kepada saya. Ayah hanya memberikan motivasi kepada saya lewat senyuman. “
ketika saya mendapat peringkat dua pada dua semerter di bangku pendidikan SMA
ayah hanya tersenyum kepada saya. Sebenarnya agak sedih hanya mendapat senyuman
ketika anda telah mendapatkan hasil yang baik. Ketika itu saya menginginkan
sesuatu yang lebih dari ayah. Bukan dalam bentuk hadiah (barang), namun saya
ingin mendegarkan kata yang luar biasa dari ayah walaupun hanya dengan satu
kata. Tetapi hanya senyuman yang diberikan oleh ayah. Puncak motivasi dari ayah
yakni pada kelas tiga semester satu. Ketiika itu saya hanya mendapat peringkat
tiga di kelas. Di sini saya mengalami penurunan. Penurunan ini bukan dengan
tanpa alasan. Pada awalnya berjalan lancar sesuai dengan rencana untuk
mempertahankan peringkat dua. Namun, pada pertengahan semester saya mendapat
undangan dari pihak Pemkab Kabupaten Simeulue untuk ikut partisipasi dibidang
olahraga yakni sepak takraw. Ketika mengikuti turnamen se-provinsi NAD ini saya
tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Mulai dari tugas,
ulangan, semua tidak dapat saya ikuti. Ternyata
hal ini sangat berdampak kepada nilai di kelas dan saya hanya dapat
menghabiskan semester dengan hanya mendapatkan peringkat tiga. Pada saat
pembagian raport orang tua diundang oleh kepada sekolah untuk mengambil raport.
Ketika itu ayah adalah yang mengambil raport. Ketika namanya dipanggil dan
dinyatakan mendapakan peringkat tiga. Ayah melihat saya sembari tersenyum. Ya senyuman
itu datang lagi. Ketika mendapat senyuman itu saya bingun dan berpikir apa
maksud senyuman itu. Dan setelah saya tahu bahwa senyum itu adalah senyum
kecewa. Sejak saat itu saya terus termotivasi untuk melakukan hal-hal baik yang
dapat mengembalikan senyum awal yang diberikan ayah kepada saya.”
Itulah
orang tua saya. Orang tua yang selalu memberikan motivasi melalui gerak-gerik. Meskipun
terkadang susah untuk dipahami, tetapi orang tua tetap menjadi pemotivator
utama buat saya. Mario Teguh hanyalah motivator tambahan setelah orang tua.
Mungkin
pada saat sekarang bahakan ada remaja yang mengnggap pacar atau kekasih adalh
motivator bagi dirinya, mungkin benar aocar atau kekasih dapat memotivasi
dirinya. Tapi saya juga kurang mengetahui, karena sampai saat usia saya
menginjak hampir 19 tahun saya belum pernah pacaran ☺:P jadi saya tidak begitu
mengetahui apakah pacar dapat memotivasi atau tidak. Bagi saya orang tualah
motivator saya.
Wehh,, ngeri ni postingny :D
BalasHapus